Yanti Taslim, Kartini Tanpa Tanda Jasa

“Khairunnas anfa’uhum linnas”

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Warung J-One ITS

Warung J-One ITS

Sekilas tak ada yang istimewa dari penampilan sebuah warung yang berlokasi di Jalan Teknik Arsitektur ITS nomor J-1 ini. Warung J-One namanya, sesuai dengan nomor lokasi warung tersebut dalam Bahasa Inggris. Warung prasmanan bernuansa biru ini memang nampak bersih dan selalu dipenuhi oleh mahasiswa, terutama pada jam makan. Namun siapa sangka, dari warung ini telah lahir setidaknya 50 orang Sarjana Teknik yang nantinya akan menjadi orang-orang yang besar?

Ibu Yanti Taslim
Ibu Yanti Taslim

Ibu Yanti Taslim, begitulah nama beliau, wanita paruh baya kelahiran Bukit Tinggi ini adalah seorang dosen mata kuliah Technopreneurship dan Etika Keilmiahan pada Jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sekaligus istri dari Bapak Prof Taslim Ersam, salah satu pendiri S1, S2, dan dalam beberapa waktu ke depan S3 Teknik Kimia ITS. Ibu Taslim datang ke ITS pada dekade 80 an, dan menempati rumah di Jalan Teknik Arsitektur tersebut.

Awalnya Ibu Taslim mempunyai hunian yang juga ditempati oleh mahasiswa di lokasi tersebut. Pada dekade 90 an, Ibu Taslim sering berbagi makan secara cuma-cuma kepada mahasiswa yang bertandang ke tempat beliau. Dikarenakan juga salah satu hobi beliau adalah memasak, akhirnya beliau mulai merintis usaha warung J-1 tersebut pada sekitar tahun 1992.

Tak disangka bahwa ternyata usaha Ibu ini berjalan dengan mulus dan lancar. Kehadiran warungnya disambut hangat oleh warga sekitar dan oleh mahasiswa.
Usaha Ibu Taslim lambat laun semakin sukses dan semakin berkembang. Namun meskipun telah mencapai kesuksesan, Ibu ini tidak lupa untuk menyisihkan sekitar 40 % – 60 % dari penghasilan warung untuk anak yatim, dan untuk menyekolahkan anak berprestasi yang kurang mampu.

Tak lupa juga sebagai seorang muslim yang taat, Ibu Taslim menyisihkan sedikit hartanya untuk zakat mal. Namun disini, beliau tidak menunggu nisab ketika akan berzakat. Jadi ketika Ibu Taslim memiliki penghasilan dari usaha yang beliau kelola 2,5 persen dari penghasilan beliau akan langsung beliau salurkan untuk zakat mal. “Kalau menunggu nisab, pasti penghasilan akan habis duluan mas” begitulah tutur beliau. Selain itu, Ibu Taslim juga aktif memberikan shadaqah baik melalui yayasan anak yatim, pengajian, maupun yayasan-yayasan lainnya.

Langkah Ibu Taslim tidak terhenti sampai disitu saja, mantan ketua RW Perumahan Dosen ITS Selama 2 Generasi ini saat ini menggerakkan sebuah yayasan yang menangani pengelolaan ketika ada salah satu warga ataupun dosen yang meninggal, sehingga ketika ada berita duka cita, penanganan jenazah akan ditangani oleh lembaga yang dirintis oleh Ibu Taslim ini.

Hanya setengah jam waktu yang saya habiskan untuk berbincang-bincang dengan Ibu Taslim ini, namun amat banyak hal yang menginspirasi saya selama setengah jam tersebut yang saya tumpahkan dalam tulisan ini. Menurut saya, komitmen Ibu Taslim terhadap pendidikan yang menurut saya sangat patut mendapat acungan jempol. Selain menjadi dosen, Ibu ini juga menyekolahkan beberapa anak cerdas yang kurang mampu (beliau menyebutnya sebagai anak angkat) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ibu Taslim ini memiliki motto “Hidup Senang tanpa dimiliki sendiri”. Sehingga apa yang dilakukan dalam kehidupannya sebisa mungkin Ibu ini ingin memberikan sumbangsih untuk orang-orang di sekitarnya.

Itulah sekilas profil singkat dari Ibu Yanti Taslim, sederhana, dermawan, taat beragama, selalu ingin belajar, berguna bagi sekitar dan tidak ingin menjadi manusia sombong yang riya’ dengan segala amal perbuatan yang dia lakukan. Beliaulah salah satu sosok Kartini masa kini yang saya temui di lingkungan kampus saya. Dengan keinginan untuk mandiri, tidak selalu menggantungkan diri kepada suami, Ibu Taslim merintis berbagai usaha dan telah mencapai kesuksesan, bahkan telah meluluskan tak kurang dari 50 orang sarjana. Terus berjuang Ibu Taslim, doa kami para mahasiswa dan anak yatim selalu menyertai langkah mulia Ibu…

“Barangsiapa yang beramal shalih baik laki-laki maupun perempuan dan dia beriman, maka mereka akan masuk ke dalam Al Jannah dan mereka tidak akan dianiaya sedikitpun.” (An Nisa’: 124)


Tulisan di atas adalah tulisan yang saya ikutkan dalam kompetisi blogdetik. Tinggalkan komentar anda disini

Iklan

About Me

 Subscribe to this blog

 Subscribe to my posts bundle


web presence

posts by rizkianto

↑ Grab Animator!

RSS Also written by rizkianto

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

archives


%d blogger menyukai ini: