Masyarakat Indonesia dan Efek Bandwagon

Kemarin, media ramai memberitakan, tentang pernyataan resmi dari produsen “gelang kesehatan” Power Balance divisi Australia, yang memberikan klarifikasi, bahwa mereka tidak dapat memberikan bukti secara medis maupun saintifik bahwa gelang mereka mampu memberikan pengaruh bagi fisik

Berikut rilis resmi dari Power Balance Australia mengenai produk mereka :

Power Balance Australia Corrective Advertisement| Link: http://www.powerbalance.com/australia/CA

In our advertising we stated that Power Balance wristbands improved your strength, balance and flexibility.

We admit that there is no credible scientific evidence that supports our claims and therefore we engaged in misleading conduct in breach of s52 of the Trade Practices Act 1974.

If you feel you have been misled by our promotions, we wish to unreservedly apologise and offer a full refund.

To obtain a refund please visit our website www.powerbalance.com.au or contact us toll-free on 1800 733 436

This offer will be available until 30th June 2011. To be eligible for a refund, together with return postage, you will need to return a genuine Power Balance product along with proof of purchase (including credit card records, store barcodes and receipts) from an authorised reseller in Australia.

This Corrective Notice has been paid for by Power Balance Australia Pty Ltd and placed pursuant to an undertaking to the Australian Competition and Consumer Commission given under section 87B of the Trade Practices Act, 1974.

Jujur saya sendiri hanya tergelitik membaca berita di atas. Dalam hati saya hanya nyeletuk “oh, akhirnya ketahuan juga,” hehehe…

bayangkan saja, coba anda nalar secara logika, bagaimana mungkin sebuah gelang yang hanya terbuat dari karet, secara drastis tiba-tiba bisa memberikan kekuatan dan keseimbangan kepada tubuh? Apapun penjelasan yang diberikan sang penjual sepertinya tetap tidak bisa diterima jika anda mau menggunakan akal sehat anda untuk sejenak berpikir.

Keberadaan Power Balance dan booming nya si gelang karet sesungguhnya tak lepas dari strategi pemasaran sang produsen yang memanfaatkan sebuah fenomena yang dinamakan Efek Bandwagon (Bandwagon Effect)

Apa itu? Bandwagon Effect menurut wikipedia adalah :

a phenomenon—observed primarily within the fields of microeconomics, political science, and behaviorism—that  people often do and believe things merely because many other people do  and believe the same things. The effect is often called herd instinct, though strictly speaking, this effect is not a result of herd instinct. The bandwagon effect is the reason for the bandwagon fallacy’s success.

Secara sederhana saya singkat saja bahwa Bandwagon ini adalah efek ikut-ikutan. Tanpa mengetahui ataupun berpikir lebih panjang, dikarenakan banyak masyarakat terjebak dalam lingkaran bandwagon ini, maka terciptalah sebuah siklus logical fallacy yang sempurna,argumentum ad populum. Hal yang menjadi benar, karena banyak atau hampir semua orang mempercayainya, padahal sesungguhnya bisa saja salah. 🙂

Masih ingat kampanye Presiden Obama?

Adanya statemen masalah perubahan (ingat tag kampanye Obama, “Change, We Can”), peluang terciptanya sejarah sebagai presiden keturunan kulit hitam pertama AS, serta merta membuat sang presiden melejit popularitasnya di kawasan Amerika Serikat.

Yang lucu, masyarakat Indonesia ikut terjebak euforia, euforia untuk mendukung Obama meskipun secara de jure maupun de facto suara masyarakat Indonesia tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap pemilihan Presiden Amerika. Ditambah dengan fakta historis bahwa sang calon Presiden pernah tinggal di Indonesia, bisa berbahasa Indonesia cukup lancar, gemar makanan Indonesia seperti sate, bakso dan nasi goreng tak pelak membuat sebagian masyarakat Indonesia ikut-ikutan memberikan dukungan kepada sang calon.

Hal ini semakin diperparah dengan tingkah laku media di Indonesia yang memanfaatkan hal ini sebagai peluang bisnis. Berbagai tayangan dokumentasi tentang pernahnya sang calon menetap di Indonesia walaupun hanya 4 tahun, mengundang sanak keluarga baik dekat maupun jauh dari Obama, menayangkan profil Obama sewaktu kecil, dan segala sesuatu yang menyangkut eksistensi Obama di Indonesia menjadi bahan jualan dan ladang bisnis empuk bagi media. Hal ini terus menerus terulang sampai terus terang saja membuat saya sedikit bosan.

Kejadian ini terulang kembali ketika beberapa saat yang lalu sang Presiden terpilih mengunjungi negara yang sempat disinggahi di masa kecilnya ini, Indonesia, ya, layaknya Déjà vu, layar televisi Indonesia kembali dihujani tayangan mengenai Obama. Apalagi ketika sang Presiden memberikan kuliah umum di Balairung, penggunaan beberapa frasa Indonesia dengan lancar diramu dengan kecakapan sang Presiden yang tak bisa dipungkiri memiliki kemampuan Public Communication yang bagus tak pelak menarik simpati dari Masyarakat Indonesia. Hal yang sepertinya mustahil terjadi jika mantan presiden George Walker Bush yang berkunjung, hehehe….

Kita kembali ke pembahasan kita mengenai gelang PB. Gelang yang diklaim mampu memberikan pengaruh terhadap fisik ini dibanderol dengan harga yang tidak murah. Untuk mendapatkan satu gelang original ini sekitar 500 ribu harus anda gelontorkan. Namun apa yang terjadi? Nyatanya gelang ini laris di pasaran, termasuk di Indonesia dimana masyarakatnya mempunyai tendensi sangat besar untuk terpengaruh dengan efek bandwagon.

Penggunaan atlet olahraga plus kata kata mutiara dari sang produsen rupanya merupakan perpaduan yang brilian untuk membujuk masyarakat untuk mengeluarkan lembaran uangnya dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membeli produk ini.

“Katanya kita bisa kuat lho,”

“Ini gelang yang dipakai Shaq O’Neall,”

“Aku lihat sendiri lho, gelang ini memang efektif”

dan lagi-lagi… argumentum ad populum

Kenyataannya? sang produsen pun mengakui jika mereka bersalah. Efek yang selama ini diklaim oleh penggunanya tak lebih dari sekedar Placebo Effect, Efek yang muncul karena adanya sugesti bahwa apa yang digunakan akan memberikan pengaruh positif, meskipun mungkin sebenarnya tidak.

Harusnya kita bisa belajar banyak dalam melihat permasalahan ini. Asal anda tahu saja, beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca sebuah hasil penelitian, bahwa masyarakat Asia, memang mempunyai kecenderungan tinggi untuk berperilaku lebih konsumtif, lebih mudah terpengaruh, dan kecenderungan untuk “pamer”, sehingga pasar Asia menjadi sasaran empuk bagi para produsen untuk memasarkan barang dagangannya. Tak heran jika di Asia banyak kita temui produk-produk yang unik dan menggelitik, gelang penyembuh, baju dalam pelangsing, dan kawan kawan dan yang lebih lucu lagi, ternyata LAKU! 😀

Satu hal sederhana yang dapat kita ambil hikmahnya dalam kejadian ini adalah, Lebih bijaklah dalam berbelanja, jangan terpengaruh oleh orang lain dan belilah barang yang anda butuhkan, bukan barang yang anda inginkan.

Segala keputusan dan konsekuensinya ada di tangan anda 🙂

Rujukan :

Khasiat Power Balance Cuma Isapan Jempol

Pembuat Gelang Power Balance Akui Menipu

10 Tanggapan to “Masyarakat Indonesia dan Efek Bandwagon”


  1. 2 oelama Januari 10, 2011 pukul 8:56 pm

    Strateginya yang digunakan power balance = strategi yang digunakan ponari wkwkwkwk

  2. 3 Penulis Cemen Januari 22, 2011 pukul 7:12 pm

    Masyarakat kita kebanyakan latah dan suka ikut2an tanpa memikirkan dan mempertimbangkan apa yang mereka lakukan.

  3. 5 galihsatria Juli 22, 2011 pukul 7:48 am

    Opo opo an iki gak tau apdet meneh

  4. 7 monsterjelly Agustus 6, 2011 pukul 11:30 am

    itu sampai di swedia juga laku lho.. hehe
    kalau di Indonesia air ajaib ponari masih belum ada yang mengalahkan. 😛

  5. 10 dinipuspita Oktober 12, 2011 pukul 8:49 am

    nice post doraaaa, keep it up! kok lo uda lama banget ga posting? 😀


Tinggalkan Balasan ke monsterjelly Batalkan balasan




About Me

 Subscribe to this blog

 Subscribe to my posts bundle


web presence

posts by rizkianto

↑ Grab Animator!

RSS Also written by rizkianto

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

archives