[link]
don’t mean to be harsh, but sorry to say. those were just stupid careless decision…
seminggu ini headline media nasional Indonesia dihiasi oleh berita2 yang cukup menggelitik…
Rabu 7 Desember kemarin, tepat pada peringatan Hari HAM Internasional, seorang mahasiswa bernama Sondang Hutagalung menyuarakan aspirasinya mengenai penegakan HAM di Indonesia yang masih lemah dengan cara yang well, absolutely stupid extreme, bakar diri 😮
jujur saja, saya sendiri belum bisa menangkap dengan akal sehat apa sebenarnya tujuan dan motivasi dari aksi senekat itu. oke, mungkin beliau punya aspirasi yang ingin disampaikan, tapi apakah harus menempuh cara seperti itu? beberapa waktu lalu pemuda Tunisia, ini juga wafat karena aksi yang sama. tapi yang jadi pertanyaan, sebegitukah otoriter dan tutup kupingnya Pemerintah Indonesia sampai harus menempuh cara mengorbankan satu-satunya “harta” yang dimiliki, ketika harta, harga diri dan segala sesuatu telah hilang, nyawa??
bermasalahkah dengan kuliahnya? nyatanya, walaupun dari keluarga yang kurang berkecukupan, ia mampu meraih IP 3.7. Bahkan teman-temannya mengutarakan bahwa Sondang adalah anak yang cerdas dan kreatif, entah kenapa ia harus menempuh cara sefrustasi ini.
dulu sedikit banyak saya juga pernah berkecimpung di dunia kemahasiswaan, walaupun hanya lingkup kecil di kampus dan hingga kini tak habis pikir mengenai cara2 yang ditempuh segelintir orang untuk menyampaikan pendapatnya
cap jempol darah…
mogok makan…
jahit mulut…
mohon maaf, menurut ajaran agama yang saya anut, menyiksa diri sendiri sudah termasuk perbuatan dzolim. maksud hati belum tentu diterima orang, namun dosa pasti sudah didapat. dan saya yakin pula, tak ada ajaran agama lain yang mengajarkan penganutnya untuk menyiksa dirinya sendiri.
Sondang telah tiada, namun sayang, kita tak tahu apa cita-citanya akan tercapai. karena bahkan teman-teman dan keluarganya tidak tahu menahu mengenai aksi nekat yang akan dilakukannya tersebut.
saya pribadi hanya berharap semoga mendiang dimudahkan, keluarganya diberikan keikhlasan, disertai harapan untuk negeri kita tercinta yang lebih baik…
Yang lebih lucu…
hari ini, saya mendapatkan tautan dari sebuah rekan, kejadian di Kota Kembang Bandung. maksud hati ingin memberikan suprise kepada rekannya yang berulang tahun, tak dinyana, Mega Tri Pratiwi justru mendapatkan tendangan kaki kanan seorang security apartemen tempat temannya bermukim.
Merasa malang?
Kasihan kepada Mega?
Mengutuk sang security?
Well tunggu dulu, apa reaksi anda (dan catat, jika anda dalam posisi sebagai security, dengan banyak orang disekitar anda yang anda asumsikan sebagai penghuni apartemen) ketika anda naik pada elevator, tiba2 pintu terbuka, muncul “sesosok” makhluk yang absurd, yang anda belum yakin itu makhluk alam anda atau bukan, orang2 disekitar anda yang keamanannya menjadi tanggung jawab anda berteriak panik?
kalo saya, akan saya cek itu makhluk golongan manusia atau bukan…
caranya? tanyain pin BB? ya nggak kan…
dengan kondisi seperti di atas, apakah refleks menendang rasanya bukan sesuatu yang diluar kewajaran, terlebih dalam posisi anda sebagai security dengan tanggung jawab melindungi orang2 di sekitar anda?
case bahkan bisa menjadi lebih parah ketika ada orang lain di dalam lift tersebut, atau orang tadi bukan security melainkan seorang aparat keamanan. bisa jadi kejadian bisa lebih parah, entah dipukuli, atau diserang dengan senjata. namanya juga manusia dalam kondisi panik, hal apapun bisa terjadi.
press release yang dibuat oleh pihak manajemen apartemen rasanya tidak ada yang janggal, semua bisa diterima oleh akal sehat. mahasiswa yang akan melakukan niat mulia menyampaikan aspirasi rakyat saja harus membutuhkan izin dari pihak keamanan. apalagi untuk sebuah prank, yang dilakukan di fasilitas umum seperti apartemen yang tentunya sudah mempunyai aturan tersendiri, terutama memiliki kepentingan untuk membuat penghuninya tinggal dengan nyaman tanpa adanya keributan.
manajemen bahkan tanpa ragu2 menunjukkan rekaman CCTV kepada wartawan yang merekam kronologis kejadian, yang nyatanya berbeda dengan apa yang diungkapkan sebelumnya oleh Mega. ketidaksesuaian (atau malah ketidakjujuran) ini jika ternyata disengaja, akan semakin menunjukkan bahwa sesungguhnya pihak Mega dalam kondisi yang salah.
sang security, yang menurut saya pribadi tidak bersalah, nyatanya justru diperkarakan ke Meja Hijau. Sang ayah mengaku sebagai seorang pengusaha batubara di Kalimantan.
I’m rich, you’re not…
I’m smart, you’re stupid…
I have power and authority, don’t mess with me…
EH, gue anak pejabat loh, lu siapa berani2 negor gue… lu gw pukul yee …
*jbug jbug jbug*
Mbak Themis, tolong kalo mampir kesini, timbangannya diterra dulu ya… 🙂
“My country, right or wrong” [ Carl Schurz ]
setuju, masih banyak cara lain dalam menyampaikan aspirasi, demo dengan damai apa susahnya sih? apalagi khusus untuk kasus almarhum Sondang, aksi bakar dirinya bisa jadi sia-sia karena Presiden cuma mengucapkan belasungkawa saja, perubahan yang ada seperti apa coba kita juga tidak bisa memastikan..
ini sama dengan kasus bunuh diri yang tidak akan pernah saya mengerti, mengapa ada orang yang demikian tidak percaya dengan rahmat Tuhan sehingga memilih mengakhiri hidupnya sendiri..
well, lagi-lagi semua kembali kepada pribadi masing-masing. semoga kita semua bisa selalu berfikir jernih dan panjang 🙂
http://www.plurk.com/beller
gung..agung 🙂 ngejunk yo aku.. hahaha
-__-a
klo tuch menurut menone udh diluar batas sobat, ga bgt cara buat nyalurin anspirasi…..
Salam persahabatan selalu dr MENONE
ho’oh wes…
ooo dargombez… bali jogja ra kowe?
bali po jogja? konsisten ngono lho… dang’ goreng owg…
bagaimanapun keadaannya, I heart INDONESIA :))
Jadi inget dulu jaman kuliah, selalu “dipaksa” untuk ikut berdemo .. kurang lebih caranya seperti yg sudah dituliskan di atas. Dan ndak pernah mau ikut, mending kabur dan kena sanksi dari organisasi kemahasiswaan.
Bukannya apa² .. entah kenapa, apa² yg berhubungan dengan demo itu, rasanya sia². Ujung²nya jatuhnya terkesan cuma masalah pencitraan, biar mahasiswa dianggap aktif turut serta dalam isu² yg sedang panas. Karena hanya fokus dengan cara “unjuk rasa” alih² mencarikan solusi konkrit pada permasalahan.
Jadi, ya begitulah ..
numpang jejak walking blog masbro.. B-)